Lihatlah bagaimana Tuan
Ibrahim Al Khalil as memiliki epistimologi yang menakjubkan. Di mulai dari
dirinya sendiri yang merasakan adanya perubahan yang meniscayakan ada 'sang
pemelihara' bagi dirinya, sampai kemudian ia menyepi dalam gua, alam luar tak
dilihatnya, sehingga suatu saat ia keluar dan melihat berbagai keindahan alam,
bintang lah yang menjadi santapan pertama epistimologinya,
sampai akhirnya
bintang itu tenggelam dan lenyap, begitu juga kemudian bulan dan
matahari yang cahayanya lebih bersinar,
namun sayangnya ia tak
suka kesementaraan, sesuatu yang dilihatnya sama dengan dirinya, lemah,
mengalami perubahan (gerak), seperti ada yang menguasai dan mengendalikan semua
itu, oh mana yang abadi ? Dimana pelukis alam ini ? Setiap wujud datang dan
pergi. Inilah yang katanya setiap sesuatu di alam adalah ayat(tanda)-Nya.
Mudah2an kita sebagai anak-anak epistimologi, mampu meneladani ayah kita,
bahkan melebinya, tak perlu terlalu jauh mencari, hal-hal kecil bisa menjadi
sesuatu yang besar dalam kehidupan, Bangunlah jiwaku ! Tidurkan kesalahan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar