Minggu, 20 Desember 2015

Kopi Pagi

Perlengkapan sudah dirasa lengkap untuk mengarungi lautan. Untuk pertama aku meminta izin dan diizinkan menyelam, dengan penuh kebahagiaan, aku arungi lautan itu, dalam dan lebih dalam lagi. Aduhai, betapa pemandangan-pemandangan itu menakjubkan, terasa bahagia, aku semakin penasaran ingin menyelam lebih dalam lagi, apa yang sebenarnya ada di kedalaman ?. Kadang beberapa makhluk lain itu mengganguku, ya tak apa,sepertinya ia yang menjaga kedalaman.
Terus berlalu hingga tak terasa aku sudah menyelam lebih dalam, entah mengapa aku bersemangat ? aku lanjutkan mengarungi lautan itu, aku ingin lebih dalam lagi. sampai pada suatu tempat, gelap gulita, tampak sunyi, tercium aroma tak enak, suara-suara bergemuruh, menakutkan ? tidak ! aku justru penasaran apa yg terjadi sebenarnya, aku menyelam kembali namun tak kuasa seperti terhalang sesuatu, lautan itu seakan-akan menghalangiku untuk menyelam lebih dalam. kebingungan, tak tau arah, aku pun tak tau arah pulang, bertahan menunggu keajaiban, sungguh tak ingin kembali ! aku terlanjur cinta dengan lautan itu, dan berkomitmen tak akan kembali sebelum terkuak segalanya. Sudah berlangsung lama, tak kunjung berubah, aku sendiri, aku terasingkan hingga makhluk-makhluk lain tiba-tiba datang mulai mengganguku. apa ini ? terlalu luaskah lautan itu, sehingga semakin dalam menyelam semakin terasing dan seakan-akan lautan itu tidak menyadari keberadaanku. Entahlah aku tetap pada pendirianku, biarlah aku menunggu menemani lautan merayunya, aku lebih baik mati dalam keterasingan daripada menyerah dan kembali, aku tidak ingin meninggalkan lautan, aku sudah sebegitu nyaman walaupun lautan itu seakan-akan tidak menyadari keberadaanku, ih menggelikan kedengarannya, tak apa, begitulah aku terlalu cinta pada lautan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar